Rabu, 19 Desember 2012

Probabilitas dan Statistika


1.    Simpangan Rata – rata
-       Data Tunggal
Simpangan rata – rata adalah harga rata – rata sebaran tiap observasi data terhadap meanya. Andaikan ada data nilai X1, X2, . . . . , Xn maka simpanagn rata – rata adalah:

-  Data Kelompok
Untuk sekumpulan n data : X1, X2, . . . , Xn yang telah diubah dalam tabel distribusi frekuensi, maka :

Catatan;

fi          :frekuensi

Xi        :data ke – i

X         :mean data sampel



2.    Simpangan baku (Standar Daviasi)

Standar deviasi adalah ukuran yang merangkum jumlah dimana setiap nilai dalam dataset bervariasi dari mean. Efektif itu menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai dalam dataset yang berkumpul di sekitar nilai rata-rata. Ini adalah ukuran yang paling kuat dan banyak digunakan sejak dispersi, tidak seperti jangkauan dan antar-kuartil jangkauan, memperhitungkan setiap variabel dalam dataset. Ketika nilai-nilai dalam dataset yang cukup erat berkumpul bersama deviasi standar kecil. Ketika nilai-nilai menyebar terpisah standar deviasi akan relatif besar.Standar deviasi biasanya disajikan dalam hubungannya dengan mean dan diukur dalam satuan yang sama.

-       Data Tunggal

Simpangan baku dari sekumpulan n data : X1, X2, . . . . , Xn adalah:


-       Data Kelompok
Simpangan Bakunya adalah:
3.    Variansi
-       Data Tunggal
Variansi sampel dari sekumpulan n data : X1, X2, . . . . , Xn adalah:
-       Data Kelompok
 Variansi sampelnya adalah:













4. Koefisien Variansi
Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Kalau kita membandingkan berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut.
Sebagai contoh pada suatu pengukuran tinggi badan mahasiswa diperoleh rerata 165 cm dengan standar deviasi 2,5 cm dan hasil penimbangan diperoleh rerata berat badanya adalah 56 kg dengan standar deviasi 1,2 kg. Dari hasil pengamatan ini kita tidak bisa menyimpulkan bahwa tinggi badan mahasiswa lebih bervariasi bila dibandingkan dengan berat badannya.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka harus dihitung suatu ukuran penyebaran relative, yakni Koefisien Variansi (KV). Rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:

5.    Rentangan  antar kuartil
Rentangan antar kuartil yaitu selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama ditulis dengan rumus;
            RAK = K3 – K1
Sementara rumus kuartil adalah
-      Untuk Data Tunggal








-       Untuk data kelompok












 Keterangan :
K1,2,3 : nilai kuartil
Bp : batas bawah kelas sebelum nilai kuartil akan terletak
P : panjang kelas nilai kuartil
n : jumlah data
f : banyaknya frekuensi kelas kuartil

6.    Simpangan Kuartil
Simpangan kuartil dihitung dengan cara menghapus nilai-nilai yang terletak di bawah kuartil pertama dan nilai-nilai di atas kuartil ketiga, sehingga nilai-nilai ekstrem, baik yang berada di bawah ataupun di atas distribusi data, dihilangkan.
Simpangan kuartil didapatkan dengan cara menghitung nilai rata-rata dari kedua kuartil tersebut, Q1 dan Q3.


Simpangan kuartil lebih stabil dibandingkan dengan Range karena tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Nilai-nilai ekstrim sudah dihapus. Meskipun demikian, sama seperti Range, simpangan kuartil juga tetap tidak memperhatikan dan memperhitungkan penyimpangan semua gugus datanya. Simpangan kuartil hanya memperhitungkan nilai pada kuartil pertama dan kuartil ketiga saja.

7.    Angka baku (Standar Score)
Angka baku (Zscore) atau skor baku ialah bilangan yang menunjukkan tingkat data penyimpangan dari mean dalam satuan standar deviasi atau seberapa jauh suatu nilai tersebut yang menyimpang dari rata-rata dengan satuan s.
Kegunaan angka baku antara lain: untuk mengamata perubahan nlai kenaikan, nilai penurunan variabel atau satuan gejala yang ada dari meannya dan untuk menaikkan (mengubah) data ordinal menjadi data interval dengan jalan mengubah skor mentah menjadi skor baku. Artinya semakin kecil angka bakunya semakin kecil juga perubahan variabel tersebut dari nilai meannya. Sebaliknya semakin besar angka bakunya semakin besar juga perubahan angka baku dari ilai rata-ratanya. Sehingga dapat ditulis dengan rumus:



Contoh Soal :
1.    a. Diketahui hasil nilai ujian Probalitas dan Statistika dari 5 orang  mahasiswa  sebagai berikut : 100, 85, 90, 70, 75, dengan menggunakan simpangan rata – rata data tunggal
Jawab
























b.  Diketahui data nilai siswa seperti berikut : 10, 18, 15, 30, 20, 35, 30, 60,45, 40. Hitunglah dengan simpangan rata-rata dengan data kelompok.
Jawab
10, 15 18, 20, 30, 30,  35, 40, 45, 60
Tabel Data Distribusi 

























Jadi, rata-rata nilai dari 10 siswa sebesar 29 dengan simpangan rata-rata 10.4


2.    a. Hitunglah data dari 100, 85, 90, 70, 75, dengan menggunakan rumus simpangan baku tunggal














b. Diketahui data nilai siswa seperti berikut : 10, 18, 15, 30, 20, 35, 30, 60,45, 40. Hitunglah dengan simpangan baku data kelompok.
Jawab
10, 15 18, 20, 30, 30,  35, 40, 45, 60
Tabel Data Distribusi 





























3.    a. Diketahui data 100, 85, 90, 70, 75, hitunglah dengan menggunakan Variansi  data tunggal


2 komentar:

  1. aku binguung dengan jawaban yang no 1 , kenapa 70-60 hasilnya -10. terus yg 85-60 kenapa juga hasilnya jadi 0 ?

    BalasHapus
  2. contoh yang anka baku dalm data kelompok kok tidak ditampilkan?

    BalasHapus